Hormone Rootone-F yaitu hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan (yang termasuk Auksin IBA, NAA, 2,4-D). Auksin Golongan NAA memakai merek dagang antara lain: Rootone-F, Atonik.
Dalam praktikum ini kita mencoba pengaruh hormon dan lama perendamannya. Mula-mula yang kita lakukan adalah memilih biji kacang merah yang baik. Yaitu dengan meredam biji kedalam air. Kita menggunakan kacang yang tenggelam. Kemudian kita member perlakuan sedemikian rupa berdasarkan konsentrasi hormone dan lama perendaman dari masing-masing biji. Kemudiam kita tumbuhkan di media kapas. Kita menggunakan kapas karena kapas sangat lembut sehingga akar lebih mudah tumbuh. Setelah tanaman tumbuh selama hari kita pindahkan ke media tanah. Disini kita mulai melakukan pengukuran tinggi tanaman. pada akhir percobaan kita lakukan penimbangan berat basah dan kering dari tanaman.
Berdasarkan analisis data hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan menunjukkan Rata – rata kecepatan tumbuh tunas, jumlah daun baru maupun jumlah akar baru, pada tanaman yang diberi rhotone F lebih banyak daripada kontrol. Hal ini membuktikan bahwa adanya aktivitas rhotone F sangat memacu tumbuhnya jumlah daun, dan tinggi tanaman. Auksin berfungsi dalam pengembangan sel – sel yang ada di daerah belakang meristem. Sel – sel tersebut menjadi panjang – panjang dan banyak berisi air. Ternyata auksin mempengaruhi pengembangan dinding sel, di mana mengakibatkan berkurangnya tekanan dinding sel terhadap protoplas. Maka, karena tekanan dinding sel berkurang, protoplas mendapat kesempatan untuk meresap air dari sel – sel yang ada di bawahnya., karena sel – sel yang ada di dekat titik tumbuh mempunyai nilai osmosis yang tinggi. Dengan demikian diperoleh sel yang panjang dengan vakuola yang besar di daerah belakang titik tumbuh (Dwidjoseputro, ).
Panjang akar yang diberi rhotone F lebih pendek daripada kontrol. Hal ini terjadi mungkin karena konsentrasi rhotone F yang diberikan terlalu tinggi. Dalam akar, pengaruh IAA biasanya menghambat pemanjangan sel, kecuali pada konsentrasi yang sangat rendah ( Prawirnata, 1989).
Menurut Prawirnata (1989), faktor-faktor lingkungan seperti cahaya dan suhu berinteraksi dengan fitohormon dan proses-proses kimia selama tumbuh dan diferensisasi berlangsung. Pengaruh fisiologis auksin terhadap tumbuhan yaitu pada :
a. Pemanjangan sel
IAA dan auksin lain merangsang pemanjangan sel, akibatnya juga pemanjangan koleoptil dan batang. Distribusi IAA yang tidak merata dalam batang dan akar menimbulkan perbedaan dalam pembesaran sel disertai dengan pembengkokan organ (geotropisme, fototropisme). Sel-sel meristem dalam kultur kalus dan kultur organ juga tumbuh berkat pengaruh IAA. Auksin pada umumnya menghambat pemanjangan sel-sel jaringan akar.
b. Absisi daun
Daun akan terpisah dari batang jika sel-sel pada daerah absisi mengalami perubahan fisik dan kimia. Proses absisi dikontrol oleh konsentrasi IAA dalasm sel-sel sekitar atau pada daerah absisi.
c. Aktivitas kambium
Auksin merangsang pembelahan sel dalam daerah kambium.
d. Tumbuh akar
Dalam akar, pengaruh IAA biasanya menghambat pemanjangan sel, kecuali pada konsentrasi yang sangat rendah.
Hormon tumbuhan yang lain (giberelin, sitokinin, asam absisik, etilen dll) ikut serta dengan IAA dalam respon-respon fisiologis tersebut di atas.



0 komentar:
Posting Komentar
"Ilmu kecil lebih berharga jika dibagikan daripada ilmu besar yang hanya disimpan sendiri"
Mari membantu menjawab atau kasih komentar